Minggu, 10 Februari 2013


ABBAS IBN FIRNAS (ILMUAN ISLAM PENEMU KONSTRUKSI PESAWAT TERBANG)

20OKT
ABBAS IBNU FIRNAS
Abbas Qasim Ibnu Firnas (di Barat dikenal dengan nama Armen Firman) dilahirkan pada tahun 810 Masehi di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol). Dia dikenal ahli dalam berbagai disiplin ilmu, selain seorang ahli kimia, ia juga seorang humanis, penemu, musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi, dan seorang penggiat teknologi. Pria keturunan Maroko ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).
Pada tahun 852, di bawah pemerintahan Khalifah Abdul Rahman II, Ibnu Firnas memutuskan untuk melakukan ujicoba ‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam sayap dari jubah yang disangga kayu. Sayap buatan itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.Keberhasilannya itu tak lantas membuatnya berpuas diri. Dia kembali melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta teori yang ia adopsi dari gejala-gejala alam yang kerap diperhatikannya.

Pada tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia. Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.
Penerbangan yang disaksikan secara luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses. Sayangnya, karena cara meluncur yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya. Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang membuat Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba berikutnya.
Kecelakaan itu terjadi karena Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana burung menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Dia pun lupa untuk menambahkan ekor pada model pesawat layang buatannya. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkan dia gagal mendaratkan pesawat ciptaannya dengan sempurna.
Cedera punggung yang tak kunjung sembuh mengantarkan Ibnu Firnas pada proyek-proyek penelitian di laboratorium. Seperti biasanya, ia meneliti gejala-gejala alam di antaranya mempelajari mekanisme terjadinya halilintar dan kilat, menentukan tabel-tabel astronomis, dan merancang jam air yang disebut Al-Maqata. Ibnu Firnas pun berhasil mengembangkan formula untuk membuat gelas dari pasir. Juga mengembangkan peraga rantai cincin yang digunakan untuk memperlihatkan pergerakan planet-planet dan bintang-bintang.
Patrons karya Abbas ibn Firnas. Sebuah puncak Science yang menelusuri angkasa luar yang menandai kegemilangan zaman al-Andalus. Dari dasar-dasar grafitasi ini ibn Firnas sudah menentukan dasar-dasar bagi pembuatan pesawat angkasa, 600 th sebelum Leonardo da Vinci berimaginasi dengan planetariumnya.
Yang tak kalah menariknya, Firnas berhasil mengembangkan proses pemotongan batu kristal, yang pada saat itu hanya orang-orang Mesir yang mampu melakukannya. Berkat penemuannya ini, Spanyol saat itu tidak perlu lagi mengekspor quartz ke Mesir, tapi bisa diselesaikan sendiri di dalam negeri.
Salah satu penemuannya yang terbilang amat penting adalah pembuatan kaca silika serta kaca murni tak berwarna. Ibnu Firnas juga dikenal sebagai ilmuwan pertama yang memproduksi kaca dari pasir dan batu-batuan. Kejernihan kaca atau gelas yang diciptakannya itu mengundang decak kagum penyair Arab, Al-Buhturi (820 M – 897 M).
Abbas Ibnu Firnas wafat pada tahun 888, dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera punggung yang diderita akibat kegagalan melakukan ujicoba pesawat layang buatannya.
Walaupun percobaan terbang menggunakan sepasang sayap dari bulu dan rangka kayu tidak berhasil dengan sempurna, namun gagasan inovatif Ibnu Firnas kemudian dipelajari Roger Bacon 500 tahun setelah Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbangnya. Kemudian sekitar 200 tahun setelah Bacon (700 tahun pascaujicoba Ibnu Firnas), barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan.
Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa gegap gempitanya industri pesawat terbang modern seperti saat ini, tidak lepas dari perjuangan seorang Ibnu Firnas yang rela babak belur untuk sekadar melayang sebentar layaknya burung terbang.
Sosok Abbas Ibnu Firnas, kini hanya bisa kita temui tercetak di atas sebuah prangko buatan Libia, menjelma pada sosok patung dan nama lapangan terbang di Baghdad, dan abadi di salah satu kawah permukaan Bulan.
percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.

Sejarah Awal Pesawat Terbang Di Indonesia

Kalau ada informasi salah / kurang lengkap, mohon dikoreksi atau dilengkapi. Terima kasih. 



Sejarah awal pesawat terbang di Indonesia ...
 




1911: 
quote:

Pesawat terbang jenis Antoinette diangkut ke Surabaya menggunakan kapal laut. 18 Maret 1911 Gijs Kuller (orang Belanda) mendemonstrasikan pesawat tersebut terbang di Pasar Turi Surabaya, menjadi penerbangan pesawat bermotor pertama di Indonesia. Demonstrasinya dilanjutkan ke Semarang, Yogya dan Medan. Beberapa waktu kemudian Batavia dan Solo menyusul.

quote:

Gijs P. Küller:


Gijs Kuller (tanda silang) dgn pesawat Antoinette di lapangan olahraga Poncol, Semarang 1 April 1911:


Pesawat Antoinette di Yogyakarta:


Pesawat Antoinette di lapangan olahraga Koningsplein, Jakarta (sekarang Monas):
 




1912: 
quote:

Léon de Brouckère, pencipta pesawat dari Belgia, mengirim pesawat2 tiruan satu jenis Deperdussin dan dua jenis Farman HF-20 untuk KNIL (Tentara Hindia Belanda) di Indonesia tapi tidak pernah diterbangkan sebab tidak cocok dgn iklim tropis.




1913: 
quote:

Jan Hilgers (Orang Belanda keturunan Indonesia) mendemonstrasikan pesawat Fokker Skin terbang di Surabaya. P.A Koezminski (orang Rusia) juga mendemonstrasikan pesawat Bleriot XIa terbang di Batavia. Keduanya melanjutkan demonstrasi di Semarang.

quote:

Jan Hilgers:


Jan Hilgers bersama pesawat Fokker Skin:


Fokker Skin jatuh di Semarang 2 Maret 1913, kecelakaan pesawat terbang pertama di Indonesia. Jan Hilgers selamat. Beberapa penerbangannnya tidak mulus, tidak cocok dgn iklim tropis di Indonesia:
 




1915 - 1918: 
quote:

PVA-KNIL (atau KNIL Divisi Aviasi Ujicoba, semacam TNI-AU) mulai menggunakan pesawat Farman HF-22, de Brouckère (No.1 & No.2) dan Glenn L Martin (model TT, TA, TE dan R)




1919: 
quote:

Pesawat Vickers Vimy (registrasi G-EAOU) berlomba terbang dari London (Inggris) ke Darwin (Australia) lewat Indonesia, mampir di Kalijati, Surabaya, Bima dan Atambua. Pesawat Airco DH.9 milik Inggris (registrasi G-EAQM) juga ikut lomba tsb dan mampir di Indonesia th 1920.

quote:

Pesawat Vickers Vimy (G-EAOU) di Kalijati 7 Des 1919:


Pesawat Vickers Vimy itu diiringi oleh empat pesawat Airco DH.9 milik Belanda ini utk menuju ke Kalijati:


Pesawat-pesawat Airco DH.9 milik Belanda di Kalijati saat penyambutan kedatangan pesawat Vickers Vimy:




1924: 
quote:

Rute udara Belanda - Indonesia pertama kali dibuka oleh pesawat Fokker F.VII (registrasi H-NACC) dengan terbang dari Amsterdam ke Batavia, berhenti di 21 kota termasuk Medan dan Muntok, total waktu terbang 127 jam.

quote:

Pesawat Fokker F.VII (H-NACC) terbang rute perdana dari Amsterdam ke Batavia mampir di lapangan olahraga Medan 21 Nov 1924:




1928: 
quote:

Tgl 1 Nov 1928 perusahaan KNILM (nenek moyang Garuda  ) membuka penerbangan domestik berjadwal pertama di Indonesia dgn rute-rute: Batavia (Tjililitan airfield) - Bandung (Andir airfield) dan Batavia - Semarang (Simongan airfield, kadang disebut Kembang Haroem airfield, sekarang tidak ada lagi). Pesawatnya Fokker F.VIIb-3m dgn registrasi PK-AFA sd PK-AFD (sebelumnya H-NAFA sd H-NAFD).

quote:

Tjililitan airfield, Jakarta (sekarang Halim Perdanakusuma airport):


Andir airfield, Bandung (sekarang Husein Sastranegara airport):


Simongan airfield, Semarang (kadang disebut Kembangaroem / Kembang Haroem airfield, sekarang tidak ada lagi):


quote:


btw foto tjililitan dan samongan airfield ada kemiripan ya, yaitu bentuk bangunan terminal (?) dan penempatan menara navigasi (?).
Apakah masa itu layout dari airfield yang dibangun oleh Belanda memiliki bentuk yang disamakan ?

Ya bentuk terminal dan menaranya sama kecuali pohon2 cemara itu. Mungkin keduanya sengaja dibangun dgn desain sama. Ini foto lain Andir airfield yg diambil dari atas menara, tampak bentuk terminalnya berbeda dari Tjililitan dan Simongan: 

copyright by : http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=592569

TATA CARA PENGURUSAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR

Yang dimaksud dengan surat masuk adalah surat-surat yang diterima oleh suatu organisasi baik dari organisasi lain maupun dari p...